Beberapa hari yang lalu, saat membuat blog ini, diri ini pernah berjanji untuk selalu menulis. Satu kali setiap hari, minimal. Menyempatkan untuk menuliskan segala sesuatu yang berharga, baik itu pengetahuan, motivasi, nasihat, nilai, maupun hanya sekedar refleksi diri.
Kali ini, mungkin sudah saatnya penulisan refleksi diri ini kutuangkan. Tapi, sebelum itu, ada suatu pertanyaan penting.
Apa itu refleksi diri? Mengapa kita harus melakukan refleksi diri?
Well, refleksi diri itu, seperti memutar kembali memori lalu mengevaluasinya. Seperti, terkadang diri ini mencoba untuk selalu melakukan refleksi diri sebelum tidur. Sehingga tahu, apa saja hal baik dan buruk yang dilalui dalam satu hari ini, dan harus disyukuri. Dengan begitu, hikmahnya bisa didapatkan. Kemudian dievaluasi, agar menjadi lebih baik. Karena: orang yang lebih baik dari hari kemarin adalah orang yang beruntung.
Lalu, mengapa kita harus melakukan refleksi diri?
1. untuk evaluasi, apa saja yang telah kita lakukan sehari-hari, seharian penuh. Bila kita mengetahui ada sesuatu yang salah, kemudian mengevaluasinya, maka di hari esok (hari yang masih suci dan belum terkotori) kemungkinan kesalahan yang sama tak akan terulang. Kemudian bila kita mengetahui ada sesuatu yang benar, kemudian mengevaluasinya, maka di esok hari kebenaran tersebut akan tetap bertahan, bahkan bisa jadi itu meningkat.
2. Untuk mensyukuri. Terkadang, kita terlalu lupa untuk bersyukur, karena kesibukan yang tiada habisnya. Dengan refleksi diri, kita bisa belajar bersyukur. Bersyukur, ada kebahagiaan dan masalah yang bermakna. Tanpa melakukan refleksi diri, maka makna-makna tersebut akan terlewat begitu saja. Menguap. Lalu hilang, terlupakan.
Lalu, kalau sibuk, kapan kita melakukan refleksi diri?
1. Disaat setelah shalat, sertakan pula dzikir dan shalawat
2. Disaat hendak tidur, karena ada suatu fase dimana tubuh beradaptasi sebelum masuk ke fase tidur.
3. Disaat memegang gadget dan terhubung ke internet. Mungkin sudah saatnya, mengganti tulisan galaumu, ke tulisan yang lebih bermakna. Sebenarnya refleksi diri juga termasuk 'tulisan galau'. Tapi perbedaannya, refleksi diri itu menggambarkan diri kita. Memangnya mau, diri kita ditaampilkan sebagai orang alay hanya karena kata-kata kita? Memangnya mau, diri kita ditampilkan sebagai pemarah hanya karena sering membuat status yang marah-marah?
Jadi? Ayo refleksi diri! Sebelum terlambat penuh penyesalan.
Depok, 18 Desember 2015 [1:07]
Ratna Suryani Gandana
“Barangsiapa
yang harinya sekarang lebih baik daripada kemarin maka dia termasuk
orang yang beruntung. Barangsiapa yang harinya sama dengan kemarin maka
dia adalah orang yang merugi. Barangsiapa yang harinya sekarang lebih
jelek daripada harinya kemarin maka dia terlaknat.” - See more at:
http://dakwahquransunnah.blogspot.co.id/2012/02/derajat-hadits-barangsiapa-yang-hari.html#sthash.c2YbLEdT.dpuf
“Barangsiapa
yang harinya sekarang lebih baik daripada kemarin maka dia termasuk
orang yang beruntung. Barangsiapa yang harinya sama dengan kemarin maka
dia adalah orang yang merugi. Barangsiapa yang harinya sekarang lebih
jelek daripada harinya kemarin maka dia terlaknat.”
- See more at: http://dakwahquransunnah.blogspot.co.id/2012/02/derajat-hadits-barangsiapa-yang-hari.html#sthash.c2YbLEdT.dpuf
- See more at: http://dakwahquransunnah.blogspot.co.id/2012/02/derajat-hadits-barangsiapa-yang-hari.html#sthash.c2YbLEdT.dpuf
“Barangsiapa
yang harinya sekarang lebih baik daripada kemarin maka dia termasuk
orang yang beruntung. Barangsiapa yang harinya sama dengan kemarin maka
dia adalah orang yang merugi. Barangsiapa yang harinya sekarang lebih
jelek daripada harinya kemarin maka dia terlaknat.”
- See more at: http://dakwahquransunnah.blogspot.co.id/2012/02/derajat-hadits-barangsiapa-yang-hari.html#sthash.c2YbLEdT.dpuf
- See more at: http://dakwahquransunnah.blogspot.co.id/2012/02/derajat-hadits-barangsiapa-yang-hari.html#sthash.c2YbLEdT.dpuf
“Barangsiapa
yang harinya sekarang lebih baik daripada kemarin maka dia termasuk
orang yang beruntung. Barangsiapa yang harinya sama dengan kemarin maka
dia adalah orang yang merugi. Barangsiapa yang harinya sekarang lebih
jelek daripada harinya kemarin maka dia terlaknat.”
- See more at: http://dakwahquransunnah.blogspot.co.id/2012/02/derajat-hadits-barangsiapa-yang-hari.html#sthash.c2YbLEdT.dpuf
- See more at: http://dakwahquransunnah.blogspot.co.id/2012/02/derajat-hadits-barangsiapa-yang-hari.html#sthash.c2YbLEdT.dpuf
“Barangsiapa
yang harinya sekarang lebih baik daripada kemarin maka dia termasuk
orang yang beruntung. Barangsiapa yang harinya sama dengan kemarin maka
dia adalah orang yang merugi. Barangsiapa yang harinya sekarang lebih
jelek daripada harinya kemarin maka dia terlaknat.”
- See more at: http://dakwahquransunnah.blogspot.co.id/2012/02/derajat-hadits-barangsiapa-yang-hari.html#sthash.c2YbLEdT.dpuf
- See more at: http://dakwahquransunnah.blogspot.co.id/2012/02/derajat-hadits-barangsiapa-yang-hari.html#sthash.c2YbLEdT.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar