Tanpa kenangan, tidak akan ada teman yang dikenang.
Tanpa teman, tidak akan ada kenangan bersama teman.
Dengan adanya kenangan, teman akan menjadi teman yang dikenang.
Dengan adanya teman, akan ada kenangan bersama teman.
Teman dan Kenangan, bisa dipisahkan oleh kenangan yang diinginkan.
Teman dan kenangan, akan indah bila disatukan.
Teman dan kenangan, akan menyakitkan bila disatukan.
Teman dan kenangaan, semua diatur oleh Tuhan.
Sebaik apapun kita berusaha untuk berteman, bila kehendak Tuhan memberikan kenangan tidak menyenangkan, maka jadilah kenangan tidak menyenangkan tentang teman.
Sebaik apapun kita menciptakan kenangan, bila kehendak Tuhan memberikan teman yang menyulitkan, maka jadilah teman yang menyulitkan.
Sehingga, teman dan kenangan, semuanya bergantung pada Tuhan.
Karena dimana ada teman, disana ada Tuhan yang mempertemukan.
Dimana ada kenangan, disitu ada Tuhan yang menciptakan.
Teman dan kenangan, juga bisa dipalsukan.
Teman yang tidak ada di dalam kenangan, artinya teman yang dipalsukan.
Kenangan tentang teman tanpa memiliki teman, artinya kenangan yang dipalsukan.
Kenangan dan teman, awan dan hujan, kita dan Tuhan.
Untaian timbal balik, yang... tanpa ada salah satunya... kita memalsukan.
Tak sempurna.
Janggal.
Aku tak pernah membicarakan awan dan hujan. Tapi kenapa mereka tiba-tiba ditampakan?
bukan karena lupa. Justru aku ingat. Karena keduanya ada dalam kenangan, antara aku, teman, dan Tuhan.
Jakarta, 1 Februari 2016
Ratna S Gandana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar